SASTRA DAERAH ( PANTUN )
![]() |
OLEH
MINARTIN
A2D1 09 170
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah Swt, karena berkat karunia_Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan penulisan mkalah ini . ucapat terimakasi
kepada teman-teman yang ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin masi ada
kekurangan jadi perlu kiranya kritikan dam masukan yang sifatnya membangun baik
penulisan maupun susunan serta mengenai isi dari pada makalh ini.
DAFTAR ISI
Daftar
isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
1.2 Masalah
1.3 Manfaat
1.4 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pantun
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan dan saran
3.1.1 kesimpulan
3.1.2 saran
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Kariya
sastra adalah saran untuk menerim sekaligus untuk memberikan pencerahan kepada
pembaca. Kariya sastra dilahirkan dalam situasi kosong . artinya kariya sastra
diciptakan berdsarkan karya sastra yang suda ada atau yang mendahuluinya .
Sastra
adalah sebua document social budaya yang menctat kegiatan social budaya suatu
masyarakat tertentu bagi orang kariya sastra menjadi saran untuk mencapaikan
untuk menyimpan pesan tentang kebenaran , baik secara tersirat maupun secara
tersurat . kariya sastra juga di pakai untuk menggambarkan apa makna sastra
dalam pendekatan ekspresif . karya sastra di ibaratkan sebagi potret atau sketa
kehidupan .namun,potret itu tentulah berbeda dengan cermin karena sebagi kreasi
manusia . di dalam sastra banyak terdapat pendapat dan pandangan penulisnya
dari manana bagai mana melihat kehidupanya.
Untuk
membatasi apakah sastra itu teryata bukanlah suatu hal yang muda di hampiri semua
buku yang mempermasalahkan sastra dan ilmu sastra selalu di mulai dengan
peryataan “ apakah sastra itu”, yand disusul dengan batasan-batasan tolak
ukuranya . hal yang paling muda dikerjakan ialah mencari keterangan ataupun
batasan dari sarana kemudahan yang tersedia berupa kamus . dalam sebuah pantun
biasaya di kaitkan dengan puisi lirik namun tidak semua bentuk puisi dapat di
golongkan dalam jenis ini .menurut Horatus ( budianta,2002:19) karya sastra
bermanfaat dan menghibur . sastara menghibur dengan mengunakan atau banyak
mengenal pendekatan
BAB
II
PEMBAHASAN
Pantun
merupakan ragam puisi lama , sebait terdiri Atas empat larik dengan berirama
a-b-a-b.setiap larik biasanya terdiri dari emapat kata atau delapan sampai
dengan 12 suku kata dan dengan bahwa dua larik pertemuan selalu merupakan kiasa
atau sampiran. Sementara isi atau maksud sesunggunya terdapat dalam larik
ketiga dan keempat.
Pantun adalah puisi Melayu asli yang
cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun merupakan puisi yang
bercirikan bersajak a-ba-b, tiap bait terdiri 4 baris, tiap baris terdiri dari
8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama atau
nasihat, teka-teki, jenaka
Berdasarkan struktur
dan persyaratan pantun dapat terbagi beberapa bagian yakni :
Ø Pantun
biasa
Di
mana kita ketahui adalah pantun seperti kita kenal lazimnya dan rincian
persyaratan telah kita singgung di atas , namun dengan tambahan isinya berisi
curahan perasaan , sendiran ,nasehat,dan pribahasa .pantu biasa pun dapat
selesai hanya degan satu bait.
Ø Pantun
kilat
Pantun
kilat ini yang serupa dengan pantun biasa .perbedanya terjadi karean karmina
sangat singkat, yakni baitya hanya tertdiri atas dua larik, sampiran dan isinya
terletak pada larik pertama dan kedua
Ø Pantun
berkaid atau sering di sebut pantun berantai
Pantun
ini merupakan pantun yang sambung-bersambung antara bait satu dan bait
berikutnya.dengan catatan larik kedua dan keempat setiap bait pantun akan
muncul kembali pada larik pertama dan
ketiga pada bit berikutnya.
Ciri-Ciri
pantun adalah
1. Pantun
terdiri dari sejumlah baris yang selalu genap yang merupakan satu kesatuan yang
di sebut bait/kuplet
2. Setiap
baris terdiri dari empat kata yang di bentuk dari 8-12 suku kata ( umumnya 10
suku kata )
3. Separu
bait pertama merupakan sampiran ( persiapan memasuki isi pantun) separu bait
berkaitan dengan isi ( yang mau di sampaikan )
4. Persajakan
antara sampiran dan isi selalu paralel ( ab-ab atau abc-abc atau abcd-abcd atau
aa-aa )
Meskipun pantun merupakan puisi lama ,
tidak ada yang akan melarang apa bila kita memanfaatkan sebagai sarana
pergaulan kini. Terlebi aspek didiknya dan hiburan sebagi
fungsi sastra dalam masyarakat lampau kita selalu tidak
terpisakan .
ada yang
mendeskripsikan bahwa ciri-ciri pantun seperti di bawa ini :
Cirri-ciri
pantun, yaitu:
·
Setiap
bait terdiri atas empat baris.
·
Setiap
baris terdiri dari 4 kata (8 sampai 12 suku kata).
·
Rimanya
a b a b atau bersajak silang.
·
Baris
pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat
merupakan isi.
Ø CONTOH
PANTUN SASTRA DAERAH TOLAKI
Mano la oseu tepulu
I amo wisokei i une mbeti
Mano la kata-katanggu yang tesala
I amo wisokei iune mbenao.
Kalau
ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
Hasil
Analisis
Jarum
merupakan salah satu alat untuk memperbaiki sesuatu yang telah sobek misalnya
saja sarung atau lebih luas adalah pakaian. Kata patah adalah sesuatu yang
telah rusak atau fungsinya telah kurang dari seperti biasanya.suatu cara untuk
melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu adalah dengan kata
Jangan”sementara itu peti yang telah banyak dikenal sebagai salah satu
fungsinya untuk menyimpan mayat atau sesuatu yang berharga. Selain itu, peti
juga dapat dikatakan sebagai tempat pakaian atau Sesutu yang bermanfaat bagi
suatu individu atau seseorang.
Kata-kata
adalah suatu ucapan yang dilontarkan oleh sesorang dalam kehidupannya
sehari-hari. Tanpa komunikasi manusia tak bisa hidup sekalipun semua
kebutuhannya terpenuhi. Hal itu disebabkan oleh komunikasi merupakan salah satu
factor utama dalam menjalankan kehidupan. Kata salah merupakan sebuah kata yang memiliki
makna kurang lebih sama dengan patah sebab sama-sama memiliki makna yang
negative. Sesuatu yang salah merupakan hal yang keliru dan tidak seharusnya
dilakuka oleh manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Jangan
disimpan dalam hati artinya sesuatu yang buruk atau jelek tidak perlu disimpan
di dalam hati sebab hati merupakn pusat dari pada pola pikir artinya jika hati
ini rusak maka perbuatan atau tindakan kita juga akan rusak.
v Manu
mowila metadohoro
Nirodo
ako kasu wanggole
Tina
mowila la mengokoro
Nirodo
ako sandale
Ayam
puti di bawa kolong
Dilemparkan
batang ubi
Nona
puti lagi berdiri
Di
lemparkan sendal jepit
v Molako-lako
I lanowulu
Kopongi
tina mewulu
Biari
ku mate I lanowulu
Asal
kupodapa tina mewulu
Jalan-jalan
di lanowulu(nama desa)
Saya
melihat nona berbulu
Biar
ku matai di lanowulu
Asal
ku dapat si nona berbulu
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan dan saran
3.1.1 kesimpulan
Berbagai perdebatan kebudayaan atau pun kesustraan sampai
sekarang tetap marak, karya sastra pun telah lahir . namun di balik semua itu berbagai
kebimbangan pun menebar ,mala kadabg sulit terdeksi .kebimbangan itu tidak
hanya sekedar konsep untuk sebua pantun dalam karya sastra.tetapi juga prinsip
dari seseorang dalam berkarya . berbagai peristiwa sastra dan budaya seperti
pengadilan p[uisi tahun 1974, polemik atas tuduhan plagit atau puisi Chairil
anwar kasuss hukum tahun 1950-an ,perang idiologoi dan media tahun 1950-an
hingga orde baru ,pengadilan cerpen ataupun pantun .berbagai pengadilan karya
sastra dan riak-riak kecil berdebatan dengan polemik kesustraan di semarang,
jakarta, padang , bandung dan surabaya .sampai pada persoalan puisi gelap
(1994).
3.1.2 saran
Dalam makalah ini Penulis menyarankan agar kiranya
peneliti atau penganalisis selanjutnya dapat menjadikan tulisan inni sebagai
penelitian yang relevan. Selain itu penlis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membanggun dari pembaca atau penikmat sebuah karya
sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar